Minggu, 27 Oktober 2013

Cerpen



Hujan Yang Indah
  
Jika Anda orang yang menyukai hujan, datanglah ke kotaku. Di sini dapat Anda saksikan hujan yang indah bak lukisan.
Aku tidak bohong. Di sini hujan turun seperti gadis kecil yang pemalu, tetapi selalu riang. Kadang kala kubayangkan hujan mengetuk-ngetuk bumi dengan kaki-kaki gadis kecil yang menari kian kemari. Aspal, trotoar, dan pepohonan basah tapi ceria turut menari bersama.
Di sini hujan sering turun dan, uniknya, hampir selalu hanya berupa gerimis. Sesekali saja terjadi hujan lebat dengan angin ribut atau geledek membentak-bentak di angkasa.
Apabila hujan turun, aku paling suka duduk dekat jendela sambil melipat tangan di meja. Kulayangkan pandangan ke luar sambil menyimak ketukan air tempias ke kaca. Dari jendela tampak dinding-dinding dan atap bangunan kuno di seberang jalan. Dalam kondisi kering, tembok dan atapnya tampak kelabu terang, tapi setelah dibasahi hujan, warnanya menggelap dan terlihat misterius, seakan-akan di dalam gedung itu ada makhluk-makhluk gaib yang bergentayangan. Pada bagian tertentu meruap juga nuansa merah bata yang asli, meski tidak mencolok. Bangunan itu ada sebelum aku dilahirkan dan seingat aku bentuknya tidak pernah diubah oleh pemiliknya.
Selain itu, yang kuintai manakala hujan tengah mempersembahkan baktinya kepada bumi adalah angkasa kelabu yang menggigil dan memuncratkan seluruh embun yang menggenangi permukaannya kepada bentang alam yang telentang pasrah. Pernah aku membayangkan langit sebagai dada perempuan yang berdegup dengan suasana batin seorang ibu yang prihatin dan bersedih. Dada yang subur. Dada yang telanjang, tetapi sensualitasnya terselubung oleh uap samar yang menenangkan. Kemudian dada itu berpeluh. Peluh yang menyembul melalui pori-pori dan melapisi kulitnya yang halus dengan genangan embun bening menebal. Ketika angin menepuk dada itu, genangan itu luruh menjadi hujan.
Aku pernah mengungkapkan gambaran tersebut kepada seorang teman, tetapi dia mencibir seraya berujar, ”Bukankah seharusnya dada memuncratkan air susu? Mengapa keringat? Lalu di mana keindahannya? Ada-ada saja kamu ini. Air susu adalah metafora bagi cinta seorang ibu. Mestinya kamu tahu, sengawur apa pun imajinasi, sepatutnya diperkuat logika—mungkin 34edalam ketidakmungkinannya.”
”Haruskah begitu?”
Dia tertawa, kemudian dengan gaya merenung yang dibuat-buat dia bersabda, ”Kamu ini naif sekali. Bergaya penyair, tapi tidak paham perkara remeh seperti itu.”
”Aku tidak bermaksud bergaya penyair.”
Temanku tersenyum dan kupikir itu senyuman orang jahat. Agar tidak menambah kesan jahat pada dirinya, aku tidak pernah lagi mengungkapkan apa pun yang melintas di benakku sebagai apa yang dia istilahkan ”buah imajinasi”. Anehnya, setelah hijrah ke luar negeri, dia lebih sering bertanya soal hujan kepadaku lewat telepon, pesan singkat, dan surat elektronik. Aku hanya menjawab sekenanya. Kemudian dia memprotes.
Protes itu dia lontarkan dalam obrolan via internet. Saat itu matahari tengah memancarkan cahayanya dengan murah hati. Akhir pekan yang cerah. Terlalu cerah malah.
”Dulu kamu sering berkomentar tentang hujan. Kau bilang indahlah, romantislah, begini, begitu. Sekarang kenapa kering ungkapanmu? Apakah sudah jelek hujan di sana sekarang?”
Uh, sinis sekali.
”Hujannya tetap seperti dulu.”
”Lalu?”
”Aku tidak bisa ceritakan. Kalau kamu mau tahu, pulanglah dan saksikan sendiri. Tak bisa kamu mencerap keindahan hanya lewat komentar orang lain.”
”Wah, hebatnya!”
”Salah sendiri, bertanya soal hujan pada saat matahari bersinar terang.”
”Oh, di sana cerah sekarang?”
”Ya.”
”Di sini beku. Kami dikepung salju seminggu penuh!”
Lambat laun kami semakin jarang berkomunikasi. Mungkin dia sibuk. Aku sendiri sibuk, ditambah kehadiran perempuan yang menjadi ibu bagi putra-putriku. Selanjutnya anak-anak mempersembahkan cucu-cucu untuk kami. Kawanku yang kadang-kadang menyebalkan itu tidak pernah mudik dan tanpa kabar lagi.
Kebiasaanku menikmati hujan tidak pernah berubah, meski tidak sesering dulu. Mungkin intensitas penikmatannya pun tidak sedalam dulu, entahlah. Sesekali aku masih keluar rumah ketika gerimis mulai turun, yang menimbulkan kejengkelan anak bungsuku dan menantu yang tinggal serumah dengan kami. Istriku sendiri tidak banyak cakap. Kukira dia sudah tahu tidak ada gunanya melarang aku menikmati hujan.
”Kalau Papa sakit bagaimana? Sudah tua masih suka keluyuran dalam hujan. Ini payung dan jas hujan.”
Kecerewetannya sungguh menjengkelkan.
”Apakah dulu aku pernah melarang kamu dan kakak-kakakmu berhujan-hujan?” begitulah aku pernah mengomel. Menantuku mundur dengan bijaksana, tapi putriku pantang menyerah.
”Iya. Malah dulu Papa cerewet sekali.”
”Apa iya?”
”Iya.”
Aku mengalah. Kuterima jas hujan parasut yang panjang selutut itu.
”Ini payungnya, Pa.”
”Tidak usah.”
Sempat kudengar gerutu putriku ketika aku membuka pintu dan melangkah, menyentuh tirai gerimis, ”Dasar keras kepala.”
***
Itu dulu, sebelum datang tahun-tahun yang ganjil ini.
Pada awal tahun masih kukagumi Januari dan Februari sebagaimana biasa, tapi bulan demi bulan berlalu dan genangan air mulai terbentuk di sudut-sudut kota, bantaran sungai, bahkan hingga di tengah kota. Kendaraan-kendaraan seperti berenang akibat banjir. Kini hujan bukan lagi sekadar gerimis yang menggemaskan bagai kanak-kanak, melainkan berupa curahan air terjun disertai petir dan angin ribut.
Sepanjang hari langit gelap dan mendung selalu mengurung berupa gumpalan-gumpalan hitam yang menakutkan. Aku tidak lagi berminat keluar rumah apabila hujan mulai tercurah. Yang kulakukan hanya duduk mematung di sisi jendela sambil membayangkan masa lalu yang tidak akan kembali. Walaupun demikian, aku tidak ingin berubah pikiran hanya karena perubahan iklim. Aku ingin mengenang hujan yang indah dalam benakku.
Tiba-tiba, petir membahana. Jantungku nyaris copot. Lantas atap berderak diterpa angin

Selasa, 22 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA HUKUM NEWTON


A.     Judul Percobaan :
HUKUM NEWTON

B.     Tujuan
1.      Memahami konsep Hukum I Newton
2.      Menentukan hubungan antara masa, percepatan, dan gaya
3.      Memahami konsep Hukum III Newton

C.     Dasar Teori
Hukum I Newton menjelakan bahwa sebuah benda cenderung mempertahankan keadaannya, yaitu jika dia diam akan tetap diam dan jika jika bergerak lurus beraturan dia akan tetap bergerak lurus beraturan. Hukum pertama Newton dapat dinyatakan dengan persamaan.
Kecenderungan benda untuk mempertahankan gerak (malas untuk diam) dan kecenderungan benda untuk mempertahankan diam (malas untuk bergerak) berhubungan dengan sifat kelmbaman (inersia) atau kemalasan suatu benda. Oleh karena itu, hukum I Newton juga disebut dengan hukum kelembaman.
Sebuah benda hanya dapat dipercepat jika resultan gaya atau gaya yang bekerja pada benda tidak seimbang. Gaya-gaya yang tidak seimbang akan mempercepat suatu benda karena gaya tersebut memnyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan. Menurut Newton, percepatan suatu benda yang dihasilkan resultan gaya yang tidak seimbang berbanding lurus dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda (m)”. Gaya satu newton (1 N) didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m /  ketika bekerja pada benda yang massanya 1 kg. Dapat dinyatakan dengan :
a =  atau  = m . a
Menurut Newton, ketika dua benda A dan B berinteraksi satu sama lain maka benda tersebut saling mengerjakan gaya. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda yang besarnya sama tapi tetapi berlawanan arah. Secara matematis hukum ini dapat dinyatakan dengan
 = -

Hukum II Newton menjelaskan bahwa benda bekerja sebuah gaya saja
atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol. Kecepatan benda selalu berubah dengan demikian benda mengalami percepatan. Maka dari itu ada kaitan antara resultan gaya dengan percepatan yang ditimbulkannya. Kaitan ini diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan hukum keduannya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II Newton. Bunyi Hukum II Newton sebagai berikut.
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
            Secara matematis hukum II Newton dinyatakan sebagai

Hukum III Newton ini menjelaskan bahwa gaya tunggal yang hanya
melibatkan satu benda tak mungkin ada. Gaya hanya hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi. Pada interaksi ini gaya-gaya selalu berpasangan. Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A. Gaya pertama dapat disebut sebagai aksi dan gaya kedua sebagai reaksi. Ini tak berarti bahwa aksi bekerja  lebih dahulu baru timbul reaksi. Akan tetapi, kedua gaya ini terjadi bersamaan. Dengan demikian, tidak jadi masalah, gaya mana yang dianggap sebagai aksi dan gaya mana yang dianggap sebagai reaksi. Maka dari itu hukum III Newton dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan gaya pada A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai berikut.
Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah.
Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai:
aksi = - reaksi

D.     Alat dan Bahan
1.      2 buah neraca pegas
2.      3 buah beban
3.      Selembar kertas
4.      Botol air minum
5.      Tali dengan panjang 30 cm
6.      Mistar

E.     Langkah-langkah Percobaan
Hukum Newton 1
1.      Letakanlah sebuah botol air minum di atas selembar kertas
2.      Tariklah kertas dengan cepat (sentakan). Perhatikan apa yang terjadi dengan botol tersebut!
3.      Tariklah kertas dengan lambat. Perhatikan apa yang terjadi dengan botol tersebut!

Hukum II Newton
A.    Percobaan 1
1.      Ikat beban 1 dengan tali dan neraca pegas
2.      Tahan beban kemudian taik pegas dengan gaya 1N
3.      Lepaskan benda dan ukurlah jarak yang ditempuh benda
4.      Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk gaya 2N dan 3N
B.     Percobaan 2
1.      Ikat beban 1 dengan tali dan neraca pegas
2.      Tahan beban kemuadian tarik pegas dengan gaya 3N
3.      Lepaskan benda dan ukurlah jarak yang ditempuh benda
4.      Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk beban 2 dan 3

Hukum III Newton

1.      Susunlah dua neraca pegas seperti pada gambar di bawah ini!
2.      Beri pemisah pebamaan neraca (yang satu P dan yang satu lagi Q)!
3.      Tariklah neraca Q dengan gaya 1N, 2N, dan 3N sedangkan neraca P tetap!
4.      Gaya oleh P dan Q  dapat dibaca pada neraca tersebut
  
   
F.     Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 data hasil pengamatan percobaan Hukum 1 Newton
Perlakuan
Keadaan botol setelah kertas ditarik
Kertas ditarik dengan cepat
Botol  diam tidak bergerak
Kertas ditarik dengan lambat
Botol mengikuti kertas

Tabel 2 data hasil pengamatan percobaan 1 Hukum II Newton

No
Massa Beban (gram)
Gaya (N)
Jarak (cm)
1
50 gram
1 N
9 cm
2
50 gram
2 N
44 cm
3
50 gram
3 N
56 cm

Tabel 3 data hasil pengamatan percobaan 2 Hukum II Newton
No
Massa Beban (gram)
Gaya (N)
Jarak (cm)
1
50 gram
3 N
56 cm
2
100 gram
3 N
29 cm
3
150 gram
3 N
20 cm

Tabel 3 data hasil pengamatan percobaan Hukum III Newton
No
P
Q
1
1 N
1 N
2
2 N
2 N
3
3 N
3 N


G.     Analisa Data
1.      Diketahui       : m= 50 gram = 0,05 kg
                                       F = 1 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 20 m /
2.      Diketahui       : m = 50 gram = 0,05 kg
                         F  =  2 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 40 m /
3.      Diketahui       : m= 50 gram = 0,5 kg
                         F = 3 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 60 m /
4.      Diketahui       : m = 50 gram = 0,05 kg
  F  = 3 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 60 m /
5.      Diketahui       : m = 100 gram = 0,1 kg
  F  = 3 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 30 m /
6.      Diketahui       : m = 150 gram = 0,15 kg
  F  = 3 N
Ditanya          : a ...?
Dijawab          : a =
                             =  = 20 m /

H.    Pembahasan

1)      Apa yang terjadi pada botol minuman ketika kertas di tarik dengan cepat dan lambat? Mengapa demikian?
Jawab:
a)      Saat ditarik dengan cepat, botol minuman tetap diam tidak bergerak, karena pada saat ditarik dengan tidak terjadi gesekan antara kertas dan botol minuman, tak hanya itu botol minuman berusaha mempertahankan keadaan diamnya. Sesuai dengan hukum kelembaman yaitu benda cenderung untuk mempertahankan keadaan diam (malas untuk bergerak).
b)      Saat ditarik dengan lambat, botol air minuman akan mengikuti gerak kertas, hal ini desebabkan karena terjadi gesekan antara kertas dan botol minuman. Sesuai dengan hukum kelembaman yaitu benda cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak (malas untuk diam) sehingga botol minuman mengikuti arah kertas.
2)      Tentukanlah hubungan antara massa, percepatan dan gaya?
Jawab:
Pada tabel 2 data hasil pengamatan percobaan 1 Hukum II Newton terlihat bahwa semakin besar gaya yang pada massa beban yang tetap maka percepatannya semakin besar. Dan pada tabel 3 hasil pengamatan percobaan 2 Hukum II Newton, dilakukan 3 kali percobaan paa 3 beban yang memilik massa konstan tetapi gaya yang diberikan tidak konstan. Hasilnya jarak yang ditempuh benda semakin lama semakin dekat (diperlambat). Sesuai dengan pernyataan Newton “Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda (m)”.
3)      Dengan memperhatikan data pada tabel 3, jika gaya oleh P disebut gaya aksi dan gaya oleh Q disebut gaya reaksi, bagaimanakah besar dan arah kedua gaya tersebut?
Jawab:
Besar gaya baik P maupun Q sama-sama menunjukkan besar gaya yang sama. Jika P menunjukkan 1 N maka Q juga akan menunjukkan 1 N. Begitulah seterusnya.
Arah kedua gaya menuju benda yang menjadi lawan berinterkasi. Misalnya P berinteraksi dengan Q, maka arah gaya Q menuju benda P. Dan arah gaya benda P menuju benda Q.
4)      Dari point nomor 4, artinya  = ... 
Jawab:
Menurut Newton, ketika dua benda A dan B berinteraksi satu sama lain maka benda tersebut saling mengerjakan gaya. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda yang besarnya sama tapi tetapi berlawanan arah. Secara matematis hukum ini dapat dinyatakan dengan (  = - ).

I.        Kesimpulan dan Saran
F Kesimpulan
Hukum 1 Newton “Jika resultan (jumlah) gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol (  = 0 ) maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak tetap bergerak dengan kecepatan tetap.
Hukum II Newton, “Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan massa benda (m)”. Gaya satu newton (1 N) didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m /  ketika bekerja pada benda yang massanya 1 kg.
Hukum III Newton, “Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B maka benda B akan mengerjakan gaya pada A yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”.

F .. Saran
1.      Saat melakukan percobaan gunakan neraca pegas yang layak digunakan dalam percobaan.
2.      Usahakan saat beban terlepas beban tidak terbentur oleh tangan sehingga tidak menghambat pergerakannya.
3.      Perhatikan dengan baik gaya yang akan digunakan, jangan sampai salah.
4.      Saat mencatat usahakan cek kembali apakah benar ataukah salah, karena itu memiliki pengaruh yang besar.
5.      Saat sudah selesai melakukan percobaan, diskusikan hasil percobaanmu ke guru pembimbing mu agar kamu mendapatkan saran.



       J.     Daftar Pustaka
Siswanto. Sukaryadi, 2009, Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan, Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional.
Sunardi, 2007, Fisika Bilingual SMA/MA Untuk SMA/MA Kelas X, Bandung, Penerbit : Yrama Widya